Laman

Sabtu, 23 Juni 2012

Guruku, temanku

Dulu saya tidak pernah bercita-cita menjadi guru. Tetapi entah kenapa kini saya memutuskan untuk berdiri di kelas dihadapan siswa, dengan panggilan Pak Guru. Dan hingga kini saya mantap menajalani kehidupan ini. Menurut sebagian orang, jadi guru tidak menjamin masa depan. Sebab sudah banyak buktinya. Banyak guru-guru yang hidupnya jauh dari sejahtera secara ekonomi, apalagi guru swasta.
Tetapi meskipun demikian, kehidupan guru masih lebih baik dan berkecukupan, mungkin karena berkah dari keikhlasan dia dalam mengajar serta do'a dari para anak didiknya.
Mengajar menjadikan kita bisa memahami kepribadian orang lain. Bertemu anak didik dari berbagai macam latar belakang, mulai dari yang imut sampai yang bongsor, dari yang lugu sampai yang bikin kesel, dari yang pendiam sampai yang tidak bisa diam, semakin banyak membuat kita mengenal pribadi orang lain. Dari anak-anak kita juga bisa belajar mengoreksi diri, menerima kritik dan selalu berusaha menjadi teladan yang baik.
Menjadi guru bukan hanya mentransfer ilmu yang kita miliki, tetapi juga bagaimana menjadikan anak didik mempunyai kepribadian yang unggul dan berkarakter, serta berperan sebagai teman ketika mereka membutuhkan kita. Berusaha memahami apa yang mereka alami baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga kita tidak berburuk sangka jika terjadi suatu masalah pada anak didik kita. Mudah-mudahan generasi kita kedepan bisa menjadi generasi Indonesia Emas yang Berkarakter dan Berkepribadian Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar